Pengampunan Pajak Munculkan Banyak WP Tak Teridentifikasi

06-04-2017 / KOMISI XI
Program pengampunan pajak (tax amnesty) yang sudah berakhir Maret lalu, ternyata memunculkan banyak wajib pajak (WP) baru yang selama ini tak pernah teridentifikasi. Bahkan, ada orang terkaya Indonesia, ternyata tak mengurus pajaknya dengan baik.
 
 
Anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari mengungkapkan hal tersebut kepada Parlementaria usai mengikuti Rapat Paripurna DPR, Kamis (6/4). “Ternyata kita menemukan ada banyak wajib pajak yang selama ini tidak teridentifikasi pada muncul dengan melakukan deklarasi. Bahkan, ada orang Indonesia terkaya belum diurus pajaknya. Jadi, basis wajib pajak kita tambah luas.”
 
 
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, ke depan keberlanjutan fiskal di Tanah Air akan lebih terjamin dengan basis pajak yang kian luas. Ada banyak benturan, memang, mengapa para WP itu baru teridentifiasi setelah ada program pengampunan pajak. Benturan ini misalnya, perbankan yang tak mau membuka data nasabahnya. Selain itu, data bea cukai dan pajak saja, Kemenkeu belum memilikinya. Eva berharap, basis pajak yang semakin luas dan berbagai hambatan diefektifkan kembali agar berdampak ekonomi bagi kebutuhan fiskal.
 
 
Berbicara evaluasi pengampunan pajaknya sendiri, Eva menilai, bila dibanding dengan negara-negara lain, program ini terbukti paling sukses walau banyak target yang meleset dari perencanaannya. “Jangan lupa, BI sendiri semula pesimis karena perolehannya diprediksi hanya Rp50 triliun, ternyata telah terlampaui. Pesimisme BI sudah terjawab,” tandas Eva.
 
 
Dengan program pengampunan pajak, lanjut Eva, banyak harta WP dideklarasikan yang sebelumnya tak pernah ada. Walau tidak semua harta deklarasi direpatriasi, tapi program ini perlu diapresiasi. Pada bagian lain, dana tebusan yang dikeluarkan para WP dari bank, ternyata sempat membuat perbankan nasional sedikit goyah, lantaran besarnya penarikan dana. Dikatakan Eva, mau tidak mau perbankan harus legowountuk kepentingan yang lebih besar.
 
 
“Kita bicara kebutuhan bersama untuk membiayai pendanaan pembangunan. Pasti akan ada balance-nya di kemudia hari. Perlu ada sistem baru dalam interconnectivity dalam kebijakan fiskal. Perbankan mesti mendukung. Jangan tumbuh sendiri, sementara fiskal tidak didanai,” ucap Eva lebih lanjut. (mh) foto: arief/od.
BERITA TERKAIT
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...